Senin, 20 Oktober 2014

makalah fisika “ TENTANG “ DIFRAKSI GELOMBANG,BEDAFASE ANTAR DUA GELOMBANG, & PRINSIP SUPERPOSISI


MAKALAH FISIKA
“ TENTANG “
DIFRAKSI GELOMBANG,BEDAFASE ANTAR DUA GELOMBANG, & PRINSIP SUPERPOSISI
NAMA : ANGGAGINARTHA N SOROWAY
PROGDI : MSP SEMESTER 2
Description: D:\LOGO BESAR\FIATER.JPG
DOSEN PENGAMPUH :
FAHRANTO SAPUTRA, S.SI;

 UNIVERSITAS HALMAHERA
FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TAHUN 2014

                                                                                                             







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini merupakan proses yang panjang dan melibatkan berbagai pihak, dan dosen pengajar   yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan kepada saya dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang  “DIFRAKSI GELOMBANG,BEDAFASE ANTAR DUA GELOMBANG, & PRINSIP SUPERPOSISI”  .Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya  mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.





















DAFTAR ISI :
Ø  BAB I    :     PENDAHULUAN        ..............................................................................
A.                       LATAR BELAKANG   .......................................................
B.                       TUJUAN   ...........................................................................
C.                       RUMUSAN MASALAH   ...................................................
Ø  BAB II          :       PEMBAHASAN   ...........................................................................
A.               DIFRAKSI GELOMBANG    ..........................................
1.       Difraksi Fresnel       ................................................
2.       Difraksi Fraunhofer   .............................................
3.       Difraksi celah tunggal  ...........................................
4.       Difraksi celah ganda  .............................................
5.       Difraksi celah majemuk  ........................................
B.                          BEDAFASE ANTAR DUA GELOMBANG   .................
C.                          PRINSIP SUPERPOSISI        ..........................................
·           TEOREMA SUPERPOSISI   ...................................
Ø  BAB III         :      PENUTUP          .............................................................................
A.                KESIMPULAN     ..........................................................
B.                SARAN    ......................................................................
Ø  DAFTAR PUSTAKA    ...............................................................................................








BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik.dan,gelombang.elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. Tapi mungkin juga akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa partikel medium ikut berpindah.





B.    Tujuan  
1.  Dapat menjelaskan apa itu difraksi gelombang
2.   Agar dapat mengetahui apa yang di maksud dengan bedafase antar dua                                             gelombang
3.   Dapat Menjelaskan apa itu prinsip superposisi

C.    Rumusan masalah

A.     Apa itu difraksi gelombang ?
B.     Apa yang di maksud dengan bedafase antar dua gelombang ?
C.     Jelaskan apa itu prinsip superposisi ?
A.     




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Difraksi gelombang

    Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah sempit atau penghalang.
contoh difraksi dalam kehidupan sehari-hari
Difraksi dialami oleh setiap gelombang baik gelombang mekanik (misalnya gelombang air, gelombang bunyi) maupun gelombang elektromagnetik (misalnya gelombang cahaya).
Difraksi gelombang Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada gambar
 1. Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi gelombang  sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan pada gambar
 2.
Description: http://fisikon.com/kelas3/images/stories/gelombang-mekanik/image181.jpg
Description: http://fisikon.com/kelas3/images/stories/gelombang-mekanik/image183.jpg
Gambar 1  Pada celah lebar, hanya muka gelombang pada tepi celah saja melengkung
Gambar 2  Pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas.
    Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain.
Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik.


·         Macam-macam  Difraksi :
1 Difraksi Fresnel
2 Difraksi Fraunhofer
3 Difraksi celah tunggal
4 Difraksi celah ganda
5 Difraksi celah majemuk
1.      Difraksi Fresnel
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a2/Diffraction_geometry.svg/350px-Diffraction_geometry.svg.png
Geometri difraksi dengan sistem koordinat antara celah pada bidang halangan dan citra pada bidang pengamatan.
Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z) dengan persamaan:
Description: E(x,y,z)={z \over {i\lambda }}\iint {E(x',y',0){\frac  {e^{{ikr}}}{r^{2}}}}dx'dy'
dimana:
Description: r={\sqrt  {(x-x')^{2}+(y-y')^{2}+z^{2}}}, dan
·         is the satuan imajiner.

2.      Difraksi Fraunhofer
Dalam teori difraksi skalar (en:scalar diffraction theory), Difraksi Fraunhofer adalah pola gelombang yang terjadi pada jarak jauh (en:far field) menurut persamaan integral difraksi Fresnel sebagai berikut:
Persamaan di atas menunjukkan bahwa pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang halangan.


Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3c/Wave_Diffraction_4Lambda_Slit.png/300px-Wave_Diffraction_4Lambda_Slit.png
Pendekatan numerik dari pola difraksi pada sebuah celah dengan lebar empat kali panjang gelombang planar insidennya.
Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden menjadi deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah tersebut akan berupa gelombang silinder dengan intensitas yang uniform.
Secara umum, pada sebuah gelombang planar kompleks yang monokromatik Description: \Psi ^{\prime }dengan panjang gelombang &lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak pada bidang x′-y′, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat dihitung dengan persamaan:
Description: \Psi =\int _{{{\mathrm  {slit}}}}{\frac  {i}{r\lambda }}\Psi ^{\prime }e^{{-ikr}}\,d{\mathrm  {slit}}
dengan asumsi sumbu koordinaat tepat berada di tengah celah, x′ akan bernilai dari Description: -d/2\,hingga Description: +d/2\,, dan y′ dari 0 hingga Description: \infty .
Jarak r dari celah berupa:
Description: r={\sqrt  {\left(x-x^{\prime }\right)^{2}+y^{{\prime 2}}+z^{2}}}
Description: r=z\left(1+{\frac  {\left(x-x^{\prime }\right)^{2}+y^{{\prime 2}}}{z^{2}}}\right)^{{\frac  {1}{2}}}
Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang akan mempunyai banyak sumber titik (en:point source) yang tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahaya difraksi pada sudut tertentu adalah hasil interferensi dari setiap sumber titik dan jika fase relatif dari interferensi ini bervariasi lebih dari 2π, maka akan terlihat minima dan maksima pada cahaya difraksi tersebut. Maksima dan minima adalah hasil interferensi gelombang konstruktif dan destruktif pada interferensi maksimal.
Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi destruktif dengan sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak antara dua sumber titik tersebut adalah Description: \lambda /2. Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:
Description: {\frac  {d\sin(\theta )}{2}}
Minima pertama yang terjadi pada sudut &theta minimum adalah:
Description: d\,\sin \theta _{{\text{min}}}=\lambda
Difraksi jarak jauh untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi Fraunhofer menjadi:
Description: I(\theta )=I_{0}\,\operatorname {sinc}^{2}(d\sin \theta /\lambda )
dimana fungsi sinc berupa sinc(x) = sin(px)/(px) if x ? 0, and sinc(0) = 1.
4.      Difraksi celah ganda
Description: Single & double slit experiment.jpg
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8a/Young_Diffraction.png/200px-Young_Diffraction.png
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf12/skins/common/images/magnify-clip.pngSketsa interferensi Thomas Young pada difraksi celah ganda yang diamati pada gelombang air.[19]
Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua celah akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap pada bidang pengamatan, walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.[20][21]
Pita cahaya yang terang pada bidang pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang (en:crest) berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan membentuk maksima. Pita cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi dengan landasan gelombang (en:trough) dan menjadi minima. Interferensi konstruktif terjadi saat:
Description: {\frac  {n\lambda }{a}}={\frac  {x}{L}}\quad \Leftrightarrow \quad {n}{\lambda }={\frac  {xa}{L}}\;,
dimana
a adalah jarak antar celah, jarak antara titik A dan B pada diagram di samping kanan
n is the order of maximum observed (central maximum is n = 0),
x adalah jarak antara pita cahaya dan central maximum (disebut juga fringe distance) pada bidang pengamatan
L adalah jarak antara celah dengan titik tengah bidang pengamatan
Persamaan ini adalah pendekatan untuk kondisi tertentu.[22] Persamaan matematika yang lebih rinci dari interferensi celah ganda dalam konteks mekanika kuantum dijelaskan pada dualitas Englert-Greenberger.
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/46/Diffraction2vs5.jpg
Difraksi celah ganda (atas) dan difraksi celah 5 dari sinar laser
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/Diffraction-red_laser-diffraction_grating_PNr%C2%B00126.jpg/230px-Diffraction-red_laser-diffraction_grating_PNr%C2%B00126.jpg
Difraksi sinar laser pada celah majemuk
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5a/Diffraction_150_slits.jpg/250px-Diffraction_150_slits.jpg
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf12/skins/common/images/magnify-clip.png
Pola difraksi dari sinar laser dengan panjang gelombang 633 nm laser melalui 150 celah
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/06/TwoSlitInterference.svg/220px-TwoSlitInterference.svg.png
Diagram dari difraksi dengan jarak antar celah setara setengah panjang gelombang yang menyebabkan interferensi destruktif
Difraksi celah majemuk (en:Diffraction grating) secara matematis dapat dilihat sebagai interferensi banyak titik sumber cahaya, pada kondisi yang paling sederhana, yaitu yang terjadi pada dua celah dengan pendekatan Fraunhofer, perbedaan jarak antara dua celah dapat dilihat pada bidang pengamatan sebagai berikut:
Description: \ \Delta S={a}\sin \theta
Dengan perhitungan maksima:
Description: \ {a}\sin \theta =n\lambda
    
Dimana
Description: \ nadalah urutan maksima
Description: \ aadalah jarak antar celah
and Description: \ \theta adalah sudut terjadinya interferensi konstruktif


Dan persamaan minima:
Description: {a}\sin \theta =\lambda (n+1/2)\,.
Pada sinar insiden yang membentuk sudut θi terhadap bidang halangan, perhitungan maksima menjadi:
Description: a\left(\sin {\theta _{n}}+\sin {\theta _{i}}\right)=n\lambda .
Cahaya yang terdifraksi dari celah majemuk dapat dihitung dengan penjumlahan difraksi yang terjadi pada setiap celah berupa konvolusi dari pola difraksi dan interferensi.

B.     Bedafase antar dua gelombang

Pengertian Beda Fase Gelombang Fisika, Puncak dan Lembah, Frekuensi, Sudut, Arah - Penjelasan mengenai suatu tahap yang telah dicapai oleh suatu gerak berkala, biasanya dengan membandingkan dengan gerak lain yang sejenis dengan frekuensi sama disebut fase. Dua gelombang dikatakan sefase, bila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya berada pada puncak) pada saat yang sama. Jika yang terjadi sebaliknya, keduanya tidak sefase.
Description: Beda fase dua gelombang
Gambar 1. Beda fase dua gelombang.
Dan dua gelombang berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat berlawanan arah (misalnya, puncak dan lembah). Beda fase antara dua gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut, sebuah titik pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang titik yang bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang berlawanan fase, beda fasenya adalah 180o; untuk yang sefase, besarnya 0o.
Fase di definisikan sebagai perbandingan antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik keseimbang (titik 0) dan periode. Dengan demikian fase gelombang dititik P dapat ditulis sebagai berikut:
φ= tp/T
= (t- x/v)/T                                            φp = t/T -  x/λ
= t/T- x/vT
Sehingga dihasilkan :
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai berikut:
θp = 2π φ_p
=2π (t/T- x/λ)
Beda fase antara dua titik yang berjarak X2 dan X1 dari sumber getar dapat dituliskan sebagai berikut:
Δφ  = ( x2 - x1)/λ
Δφ  =  ∆x/λ
Nilai kecepatan dan percepatan gelombang di suatu titik dapat diketahui dengan menurunkan persamaan keduanya, sebagai berikut:
vp = 2π/T A cos 2π/T (t- x/v)                           
ap= – (4π2)/T2 A cos 2π/T (t- x/v)
Keterangan:
vp = kecepatan partikel di titik p (m/s)
ap = percepatan partikel di titik p (m/s2)

Contoh soal:
Suatu gelombang berjalan memiliki persamaan y = 10 sin (0,8πt – 0,5;t) dengan y dalam cm dan t dalam detik. Tentukanlah kecepatan dan percepatan maksimumnya!
Pembahasan:
y=10sin
(0,8 πt-0,5 πx)
v = dy/dt
v=(10)(0,8 π) cos
(0,8 πt-0,5 πx)
nilai v maksimum bila cos
  (0,8 πt-0,5 πx)=1
y=Asin(at-kx)
y=A sin 2/T (t- x/v )
y=A sin 2 (t/T-x/)
Tanda (-) menyatakan gelombang merambat dari kiri ke kanan
A = amplitudo gelombang (m)
 = v.T = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
k = 2/ = bilangan gelombang (m’)
x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)
Sudut fase
gelombang ()
Fase
gelombang ()
Beda fase gelombang (A)
 = 2 [(t/T) – (x/)
 = (t/T) – (x/)
= x/X2-X1)
Contoh:
Sebuah sumber bunyi A menghasilkan gelombang berjalan dengan cepat rambat 80 m/det, frekuensi 20 Hz den amplitudo 10 cm. Hitunglah fase den simpangan titik B yang berjarak 9 meter dari titik A, pada saat titik Asudah bergetar 16 kali !
Jawab:
f = 20 Hz  perioda gelombang : T = 1/20 = 0,05 detik
panjang gelombang:  = v/f = 80/20 = 4 m
titik A bergetar 16 kali waktu getar t = 16/20 = 0,8 detik
fase titik B:
B = t/T – x/
= 0,8/0,05 – 9/4
= 13 ¾
= ¾ (ambil pecahaanya)
simpangan titik B:
YB = A sin 2 (t/T – x/)
= 10 sin 2 (¾)
= 10 sin 270 = -10 cm
(tanda – menyatakan arah gerak titik B berlawanan dengan arah gerak awal titik A).
C.    Prinsip superposisi

Prinsip superposisi yaitu Dalam keadaan Rill , titik-titik muatan selalu terdapat dalam jumlah yang besar. Maka timbullah pertanyaan : apakah interaksi antara dua titik muatan yang diatur oleh Hukum Coulomb dapat dipengaruhi oleh titik lain disekitarnya? Jawabannya adalah tidak, karena pada interaksi elektrostatik hanya meninjau interaksi antar dua buah muatan, jika lebih dari dua buah muatan maka diberlakukan prinsip superposisi (penjumlahan dari semua gaya interaksinya).
Secara matematik, prinsip superposisi tersebut dapat dinyatakan dengan mudah sekali dalam notasi vektor. Jadi misalnya F12 menyatakan gaya antara q1 dan q2 tanpa adanya muatan lain disekitarnya, maka menurut Hukum Coulomb,
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOcaOhIYBHG85dTQpRQhEsPlrxYv8veJfEU43n0ferzHCIJdc25Dzwfq7fPX-8Dn3e1bVvlWEhuIW8AMD-skfOBZAN3LWID6SqllU6_4384zNxkIbRYTxdtnYlMWMTRwfxZHJSm9moxbvu/s320/b10rd.gif
Begitu pula interaksi antara q1 dan q3 tanpa adanya muatan q2, dinyatakan oleh :


Maka menurut prinsip superposisi dalam sistem q1, q2 dan q3, gaya total yang dialami q1 tak lain adalah jumlah vector gaya-gaya semula :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_IrlkPl0oa39WpD4Vo7UiZiLL2jp60XCpUCKRbcZqYtja1NkD0vcVhg58tLnBOMfjJG-OQ_1yA352s_-wzMnAjRBJpoZ7pL5crhEKAC9rP1s2FcNy9qiJG3aZuqQqQoZHockz-CRKMImd/s320/b10r3.gif
Contoh:
Tiga buah muatanmasing-masing q1 = 4 C pada posisi (2,3), q2 = -2 C pada posisi(5,-1) dan q3 = 2 C pada posisi (1,2) dalam bidang x-y. Hitung resultan gaya pada q2 jika posisi dinyatakan dalam meter. Penyelesaian :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0smOuINY99XIw7tOQ918SNr6U6yU8XGvtxEVAMI91fubBECzy3OShY0N85P_-S1UhmF_lCNsIJGnhA67qabaenxiqhPIKvcTkG-6TLA_nbpbiVYpPHy48dbLslP_NMPnAVde-BIYNwuNq/s320/b10rf.gif

·         Teorema Superposisi :
Arus yang melalui, atau tegangan yang melintas sebuah elemen dalam sebuah jaringan linear dua arah sama dengan jumlah aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing sumber.
Arus total yang melalui sembarang bagian jaringan sama dengan jumlah aljabar arus yang dihasilkan secara terpisah yang tidak saling tergantung oleh masing-masing sumber.
(Sebuah jaringan dengan dua sumber : jika arus yang dihasilkan oleh salah satu sumber memiliki arah tertentu, sedangkan yang dihasilkan oleh sumber yang lain berlawanan arah yang melalui tahanan yang sama, maka arus yang dihasilkan adalah perbedaan arus di antara keduanya dan memiliki arah mengikuti yang lebih besar. Jika arus yang dihasilkan memiliki arah yang sama, maka arus yang dihasilkan adalah jumlah keduanya.)    
Prinsip Superposisi tidak dapat digunakan untuk perhitungan daya karena daya yang hilang dalam sebuah sumber tahanan berubah-ubah sebanding dengan kuadrat arus atau tegangan (tidak linear).
Untuk memperhatikan pengaruh masing-masing sumber secara terpisah yang tidak bergantung sama lain, maka sumber tersebut perlu diambil dan ditempatkan kembali  tanpa mempengaruhi hasil akhir.
Untuk mengambil sumber tegangan, maka perbedaan potensial antara terminal sumber tegangan harus ditetapkan berharga nol (dihubung singkat).
Untuk mengambil sumber arus, maka diperlukan bahwa terminalnya terbuka (untai terbuka).
Sembarang hambatan dalam yang berhubungan dengan sumber yang dicabut, tidak dihilangkan tetapi masih harus diperhatikan.
Pengaruh pengambilan sumber praktis :       Pengaruh pengambilan sumber ideal :
 

Contoh 1 :
Tentukan I1 untuk jaringan :
Penggantian Sumber Tegangan, menghitung I’1 dengan Aturan Pembagi Arus.
 I’1  =  Rs I           =  (0 W) I          =   0 A
         Rs + R1         0 W + 6 W     
 

Penggantian Sumber Arus, menghitung  I’’1 dengan Hukum Ohm.

Karena I’1 dan I’’1 memiliki arah yang sama, maka arus I1 sama dengan jumlah arus keduanya.
I1 = I’1 + I’’1 =  0 A + 5 A = 5 A

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut.
Difraksi gelombang Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan
    difraksigelombang.
Beda fase antara dua gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut, sebuah titik pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang titik yang bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang berlawanan fase, beda fasenya adalah 180o; untuk yang sefase, besarnya 0o.
Prinsip Superposisi tidak dapat digunakan untuk perhitungan daya karena daya yang hilang dalam sebuah sumber tahanan berubah-ubah sebanding dengan kuadrat arus atau tegangan (tidak linear).


B. Saran
   Adapun saran kami sebagai penulis adalah sebagi berikut :
1.      Diharapkan pada  pembaca dapa  memberikan kritikdan saran  membangun bagi penulis.
2.      Kritik dan saran kepada pembaca apabila ada kekurangan didalam makalah kami demi kesempurnaan makalah ini.









DAFTAR PUSTAKA :