MAKALAH FISIKA
“ TENTANG “
DIFRAKSI
GELOMBANG,BEDAFASE ANTAR DUA GELOMBANG, & PRINSIP SUPERPOSISI
NAMA : ANGGAGINARTHA
N SOROWAY
PROGDI : MSP SEMESTER
2
FAHRANTO SAPUTRA,
S.SI;
UNIVERSITAS HALMAHERA
FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
kekuatan-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini
merupakan proses yang panjang dan melibatkan berbagai pihak, dan dosen
pengajar yang telah memberikan
kesempatan dan pengarahan kepada saya dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas
tentang “DIFRAKSI GELOMBANG,BEDAFASE
ANTAR DUA GELOMBANG, & PRINSIP SUPERPOSISI”
.Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik
dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI :
Ø
BAB
I :
PENDAHULUAN ..............................................................................
A.
LATAR
BELAKANG
.......................................................
B.
TUJUAN
...........................................................................
C.
RUMUSAN
MASALAH ...................................................
Ø
BAB
II : PEMBAHASAN
...........................................................................
A.
DIFRAKSI GELOMBANG ..........................................
1.
Difraksi Fresnel ................................................
2.
Difraksi Fraunhofer
.............................................
3.
Difraksi celah tunggal ...........................................
4.
Difraksi celah ganda .............................................
5.
Difraksi celah majemuk ........................................
B.
BEDAFASE
ANTAR DUA GELOMBANG .................
C.
PRINSIP
SUPERPOSISI ..........................................
·
TEOREMA
SUPERPOSISI
...................................
Ø
BAB
III : PENUTUP .............................................................................
A.
KESIMPULAN ..........................................................
B.
SARAN ......................................................................
Ø
DAFTAR
PUSTAKA
...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti
gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang
berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) ,
seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan
gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi
partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang
dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari
ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan
gelombang non periodik. Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan
medium perantaranya, gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu
gelombang mekanik.dan,gelombang.elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai
energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir
bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini
sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang
dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan
gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di
laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang
tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. Tapi mungkin juga
akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat
gas yang ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan
partikel udara tersebut berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau
perpindahan partikelnya tidak akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa
partikel medium ikut berpindah.
B.
Tujuan
1.
Dapat menjelaskan apa itu difraksi gelombang
2.
Agar dapat mengetahui apa yang di maksud dengan bedafase antar dua gelombang
3.
Dapat Menjelaskan apa itu prinsip superposisi
C. Rumusan masalah
A.
Apa itu difraksi gelombang ?
B.
Apa yang di maksud dengan bedafase
antar dua gelombang ?
C.
Jelaskan apa itu prinsip superposisi
?
A.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Difraksi
gelombang
Difraksi gelombang adalah
peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah sempit atau penghalang.
contoh difraksi dalam kehidupan sehari-hari
Difraksi dialami oleh setiap gelombang baik gelombang mekanik (misalnya gelombang air, gelombang bunyi) maupun gelombang elektromagnetik (misalnya gelombang cahaya).
contoh difraksi dalam kehidupan sehari-hari
Difraksi dialami oleh setiap gelombang baik gelombang mekanik (misalnya gelombang air, gelombang bunyi) maupun gelombang elektromagnetik (misalnya gelombang cahaya).
Difraksi
gelombang Di dalam
suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang
lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal
ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa
celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur
setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak
begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di
bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada gambar
1. Jika penghalang celah sempit,
yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi
gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa
titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk
lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan
pada gambar
2.
Gambar 1
Pada celah lebar, hanya muka gelombang pada
tepi celah saja melengkung
|
Gambar
2 Pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas.
|
Difraksi adalah penyebaran gelombang,
contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran
gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada
animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang,
hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit
tersebut saling berinterferensi satu sama lain.
Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik.
Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik.
·
Macam-macam
Difraksi :
1 Difraksi Fresnel
2 Difraksi Fraunhofer
3 Difraksi celah tunggal
4 Difraksi celah ganda
5 Difraksi celah majemuk
Geometri difraksi dengan sistem koordinat
antara celah pada bidang halangan dan citra pada bidang pengamatan.
dimana:
,
dan
Dalam teori difraksi
skalar (en:scalar diffraction theory),
Difraksi Fraunhofer adalah pola gelombang yang terjadi pada jarak jauh (en:far field) menurut persamaan integral difraksi Fresnel sebagai berikut:
Persamaan di atas menunjukkan bahwa
pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar
menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang halangan.
Pendekatan numerik dari pola difraksi pada
sebuah celah dengan lebar empat kali panjang gelombang planar
insidennya.
Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal
akan mendifraksi sinar
cahaya
insiden menjadi deretan gelombang
circular, dan muka gelombang
yang lepas dari celah tersebut akan berupa gelombang
silinder dengan intensitas
yang uniform.
Secara umum, pada sebuah gelombang planar
kompleks yang monokromatik dengan
panjang gelombang
&lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak
pada bidang x′-y′, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat
dihitung dengan persamaan:
dengan asumsi sumbu koordinaat tepat
berada di tengah celah, x′ akan bernilai dari hingga , dan y′ dari 0 hingga .
Jarak r dari celah berupa:
Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang
akan mempunyai banyak sumber titik (en:point source) yang
tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahaya
difraksi pada sudut tertentu adalah hasil interferensi
dari setiap sumber titik dan jika fase
relatif dari interferensi ini bervariasi lebih dari 2π, maka
akan terlihat minima dan maksima pada cahaya
difraksi tersebut. Maksima dan minima adalah hasil interferensi
gelombang
konstruktif dan destruktif pada interferensi
maksimal.
Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek
yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang,
cahaya
dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi
destruktif dengan sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak
antara dua sumber titik tersebut adalah .
Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:
Minima pertama yang terjadi pada sudut
&theta minimum adalah:
Difraksi jarak jauh
untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi Fraunhofer
menjadi:
Pada mekanika kuantum,
eksperimen celah ganda
yang dilakukan oleh Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak
terpisahkan dari cahaya
sebagai gelombang
dan partikel.
Sebuah sumber cahaya
koheren yang menyinari bidang halangan dengan
dua celah akan membentuk pola interferensi
gelombang
berupa pita cahaya
yang terang dan gelap pada bidang pengamatan,
walaupun demikian, pada bidang pengamatan,
cahaya
ditemukan terserap sebagai partikel
diskrit yang disebut foton.[20][21]
Pita cahaya
yang terang pada bidang pengamatan
terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang
(en:crest) berinterferensi dengan puncak gelombang
yang lain, dan membentuk maksima. Pita cahaya
yang gelap terjadi saat puncak gelombang
berinterferensi dengan landasan gelombang
(en:trough) dan menjadi minima. Interferensi
konstruktif terjadi saat:
dimana
a adalah jarak antar celah, jarak antara titik
A dan B pada diagram di samping kanan
n is the order of maximum observed (central
maximum is n = 0),
x adalah jarak antara pita cahaya
dan central maximum (disebut juga fringe distance) pada bidang pengamatan
Persamaan ini adalah pendekatan
untuk kondisi tertentu.[22]
Persamaan matematika
yang lebih rinci dari interferensi celah ganda dalam konteks mekanika kuantum
dijelaskan pada dualitas
Englert-Greenberger.
Diagram dari difraksi dengan jarak antar celah
setara setengah panjang gelombang yang menyebabkan interferensi
destruktif
Difraksi
celah majemuk (en:Diffraction grating)
secara matematis dapat dilihat sebagai interferensi
banyak titik sumber cahaya,
pada kondisi yang paling sederhana, yaitu yang terjadi pada dua celah dengan
pendekatan Fraunhofer, perbedaan jarak antara dua celah dapat dilihat pada bidang pengamatan
sebagai berikut:
Dimana
adalah urutan maksima
adalah panjang gelombang
adalah jarak antar celah
|
||
.
Cahaya
yang terdifraksi dari celah majemuk dapat dihitung dengan penjumlahan difraksi
yang terjadi pada setiap celah berupa konvolusi dari pola difraksi dan interferensi.
B.
Bedafase antar
dua gelombang
Pengertian Beda Fase Gelombang Fisika,
Puncak dan Lembah, Frekuensi, Sudut, Arah - Penjelasan mengenai suatu tahap yang
telah dicapai oleh suatu gerak berkala, biasanya dengan membandingkan dengan
gerak lain yang sejenis dengan frekuensi sama disebut fase. Dua gelombang
dikatakan sefase, bila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang
bersesuaian berada pada tempat yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya
berada pada puncak) pada saat yang sama. Jika yang terjadi sebaliknya, keduanya
tidak sefase.
Dan dua gelombang berlawanan fase jika perpindahan
keduanya tepat berlawanan arah (misalnya, puncak dan lembah). Beda fase antara
dua gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut, sebuah titik
pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang titik yang
bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang berlawanan
fase, beda fasenya adalah 180o; untuk yang sefase, besarnya 0o.
Fase di
definisikan sebagai perbandingan antara waktu sesaat untuk meninggalkan titik
keseimbang (titik 0) dan periode. Dengan demikian fase gelombang dititik P
dapat ditulis sebagai berikut:
φ= tp/T
= (t- x/v)/T φp = t/T - x/λ
= t/T- x/vT
= (t- x/v)/T φp = t/T - x/λ
= t/T- x/vT
Sehingga dihasilkan :
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai berikut:
Sedangkan untuk mengukur besarnya sudut fase di titik P dapat dituliskan sebagai berikut:
θp = 2π φ_p
=2π (t/T- x/λ)
=2π (t/T- x/λ)
Beda fase antara dua titik yang berjarak X2 dan X1
dari sumber getar dapat dituliskan sebagai berikut:
Δφ = (
x2 - x1)/λ
Δφ = ∆x/λ
Δφ = ∆x/λ
Nilai kecepatan dan percepatan gelombang di suatu titik dapat diketahui
dengan menurunkan persamaan keduanya, sebagai berikut:
vp = 2π/T A cos 2π/T (t- x/v)
ap= – (4π2)/T2
A cos 2π/T (t-
x/v)
Keterangan:
vp = kecepatan partikel di titik p (m/s)
ap = percepatan partikel di titik p (m/s2)
Keterangan:
vp = kecepatan partikel di titik p (m/s)
ap = percepatan partikel di titik p (m/s2)
‘Contoh soal:
Suatu gelombang berjalan memiliki persamaan y = 10 sin (0,8πt – 0,5;t) dengan y dalam cm dan t dalam detik. Tentukanlah kecepatan dan percepatan maksimumnya!
Pembahasan:
y=10sin(0,8 πt-0,5 πx)
v = dy/dt
v=(10)(0,8 π) cos (0,8 πt-0,5 πx)
nilai v maksimum bila cos (0,8 πt-0,5 πx)=1
y=Asin(at-kx)
y=A sin 2/T (t- x/v )
y=A sin 2 (t/T-x/)
y=A sin 2/T (t- x/v )
y=A sin 2 (t/T-x/)
Tanda (-)
menyatakan gelombang merambat dari kiri ke kanan
A =
amplitudo gelombang (m)
= v.T = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
k = 2/ = bilangan gelombang (m’)
x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)
= v.T = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
k = 2/ = bilangan gelombang (m’)
x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)
Sudut fase
gelombang () |
Fase
gelombang () |
Beda fase gelombang
(A)
|
= 2 [(t/T) –
(x/)
|
= (t/T) – (x/)
|
= x/X2-X1)
|
Contoh:
Sebuah sumber bunyi A menghasilkan gelombang berjalan dengan cepat rambat 80 m/det, frekuensi 20 Hz den amplitudo 10 cm. Hitunglah fase den simpangan titik B yang berjarak 9 meter dari titik A, pada saat titik Asudah bergetar 16 kali !
Sebuah sumber bunyi A menghasilkan gelombang berjalan dengan cepat rambat 80 m/det, frekuensi 20 Hz den amplitudo 10 cm. Hitunglah fase den simpangan titik B yang berjarak 9 meter dari titik A, pada saat titik Asudah bergetar 16 kali !
Jawab:
f = 20 Hz perioda gelombang : T = 1/20 = 0,05 detik
panjang gelombang: = v/f = 80/20 = 4 m
f = 20 Hz perioda gelombang : T = 1/20 = 0,05 detik
panjang gelombang: = v/f = 80/20 = 4 m
titik A
bergetar 16 kali waktu getar t = 16/20 = 0,8 detik
fase titik B:
B = t/T –
x/
= 0,8/0,05 – 9/4 = 13 ¾ = ¾ (ambil pecahaanya) |
simpangan titik B:
YB = A sin
2 (t/T – x/)
= 10 sin 2 (¾) = 10 sin 270 = -10 cm |
(tanda –
menyatakan arah gerak titik B berlawanan dengan arah gerak awal titik A).
C. Prinsip
superposisi
Prinsip
superposisi yaitu Dalam
keadaan Rill , titik-titik muatan selalu terdapat dalam jumlah yang besar. Maka
timbullah pertanyaan : apakah interaksi antara dua titik muatan yang diatur
oleh Hukum Coulomb dapat dipengaruhi oleh titik lain disekitarnya? Jawabannya
adalah tidak, karena pada interaksi elektrostatik hanya meninjau interaksi
antar dua buah muatan, jika lebih dari dua buah muatan maka diberlakukan prinsip
superposisi (penjumlahan dari semua gaya interaksinya).
Secara matematik, prinsip superposisi tersebut dapat dinyatakan dengan mudah sekali dalam notasi vektor. Jadi misalnya F12 menyatakan gaya antara q1 dan q2 tanpa adanya muatan lain disekitarnya, maka menurut Hukum Coulomb,
Begitu pula interaksi antara q1 dan q3 tanpa adanya muatan q2, dinyatakan oleh :
Maka menurut prinsip superposisi dalam sistem q1, q2 dan q3, gaya total yang dialami q1 tak lain adalah jumlah vector gaya-gaya semula :
Secara matematik, prinsip superposisi tersebut dapat dinyatakan dengan mudah sekali dalam notasi vektor. Jadi misalnya F12 menyatakan gaya antara q1 dan q2 tanpa adanya muatan lain disekitarnya, maka menurut Hukum Coulomb,
Begitu pula interaksi antara q1 dan q3 tanpa adanya muatan q2, dinyatakan oleh :
Maka menurut prinsip superposisi dalam sistem q1, q2 dan q3, gaya total yang dialami q1 tak lain adalah jumlah vector gaya-gaya semula :
Contoh:
Tiga buah muatanmasing-masing q1 = 4 C pada posisi (2,3), q2 = -2 C pada posisi(5,-1) dan q3 = 2 C pada posisi (1,2) dalam bidang x-y. Hitung resultan gaya pada q2 jika posisi dinyatakan dalam meter. Penyelesaian :
Tiga buah muatanmasing-masing q1 = 4 C pada posisi (2,3), q2 = -2 C pada posisi(5,-1) dan q3 = 2 C pada posisi (1,2) dalam bidang x-y. Hitung resultan gaya pada q2 jika posisi dinyatakan dalam meter. Penyelesaian :
·
Teorema
Superposisi :
Arus yang melalui, atau tegangan yang melintas sebuah elemen dalam
sebuah jaringan linear dua arah sama dengan jumlah aljabar arus atau tegangan
yang dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing sumber.
Arus total yang melalui sembarang bagian jaringan sama dengan jumlah
aljabar arus yang dihasilkan secara terpisah yang tidak saling tergantung oleh
masing-masing sumber.
(Sebuah jaringan dengan dua sumber : jika arus yang dihasilkan oleh
salah satu sumber memiliki arah tertentu, sedangkan yang dihasilkan oleh sumber
yang lain berlawanan arah yang melalui tahanan yang sama, maka arus yang
dihasilkan adalah perbedaan arus di antara keduanya dan memiliki arah mengikuti
yang lebih besar. Jika arus yang dihasilkan memiliki arah yang sama, maka arus
yang dihasilkan adalah jumlah keduanya.)
Prinsip Superposisi tidak dapat digunakan untuk perhitungan daya karena
daya yang hilang dalam sebuah sumber tahanan berubah-ubah sebanding dengan
kuadrat arus atau tegangan (tidak linear).
Untuk memperhatikan pengaruh masing-masing sumber secara terpisah yang
tidak bergantung sama lain, maka sumber tersebut perlu diambil dan ditempatkan
kembali tanpa mempengaruhi hasil akhir.
Untuk mengambil sumber tegangan, maka perbedaan potensial antara
terminal sumber tegangan harus ditetapkan berharga nol (dihubung singkat).
Untuk mengambil sumber arus, maka diperlukan bahwa terminalnya terbuka
(untai terbuka).
Sembarang hambatan dalam yang berhubungan dengan sumber yang dicabut,
tidak dihilangkan tetapi masih harus diperhatikan.
Pengaruh pengambilan sumber praktis : Pengaruh pengambilan sumber ideal :
|
Contoh 1 :
Tentukan I1 untuk jaringan :
Penggantian Sumber Tegangan, menghitung I’1 dengan Aturan
Pembagi Arus.
|
Penggantian Sumber Arus, menghitung
I’’1 dengan Hukum Ohm.
Karena I’1 dan I’’1 memiliki arah yang sama, maka
arus I1 sama dengan jumlah arus keduanya.
I1 = I’1 + I’’1 = 0 A + 5 A = 5 A
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gelombang
didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya
atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam
gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut.
Difraksi gelombang Di
dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu,
gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus
juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan
berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat
melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan
oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan
difraksigelombang.
Beda fase
antara dua gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut,
sebuah titik pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang titik
yang bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang
berlawanan fase, beda fasenya adalah 180o; untuk yang sefase,
besarnya 0o.
Prinsip
Superposisi tidak dapat digunakan untuk perhitungan daya karena daya yang
hilang dalam sebuah sumber tahanan berubah-ubah sebanding dengan kuadrat arus
atau tegangan (tidak linear).
B.
Saran
Adapun saran kami sebagai penulis adalah sebagi berikut :
1.
Diharapkan pada pembaca dapa memberikan kritikdan saran membangun bagi penulis.
2.
Kritik dan saran kepada pembaca apabila ada kekurangan didalam makalah kami
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA :